JAKARTA | Harian Merdeka
Calon Wali Kota Bekasi nomor urut 1, Heri Koswara menilai praktik jual beli jabatan di lingkungan Pemkot sudah kronis. Sehingga perlu dibenahi oleh kepala daerah selanjutnya.
“Saya menyinggung itu (praktik jual beli jabatan) karena ini sudah kronis, sudah banyak birokrat kita yang kemarin berurusan dengan hukum,” tutur Heri, dikutip tribunnews.com, Minggu (6/10).
Ia menjelaskan praktik jual beli jabatan terjadi sampai ke titik paling dasar, tidak hanya pejabat tapi juga pada level camat dan kepala dinas.
Heri menyebut ada sejumlah faktor yang membuat praktik jual beli jabaan terjadi. Pertama tentu figur kepemimpinan kepala daerah yang menjadi cermin penyelenggaraan pemerintah.
Karena, Kota Bekasi dilanda dua kali kasus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang dilakukan pucuk pimpinan tertinggi kepala daerah. “Itu dasar yang saya kira sangat nyata, tidak bisa kita pungkiri,” ungkap Heri.
Jika dia terpilih menjadi Wali Kota Bekasi periode 2025-2030, Heri menjamin reformasi birokrasi yang bersih dari praktik jual beli jabatan.
Dia bersama calon Wakil Wali Kota Sholihin, berjanji bakal menjadi cermin kepemimpinan yang bersih bagi para birokrat Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintahan Kota Bekasi.
“Karena anak buah itu pasti ikut pimpinannya, ke depan, orang menjadi Camat, menjadi Lurah, menjadi Kasie dan Kabid, ke depannya bukan dengan cara memberikan uang,” ucapnya.
Penilaian kinerja dan profesionalisme akan menjadi tolak ukur utama, mereka yang pantas mendudiki jabatan di lingkungan Pemkot Bekasi adalah ASN terbaik.
“Harus menunjukkan profesionalisme dia kerja dan juga harus memiliki integritas, pemimpin yang baik, pemimpin yang bersih dan jujur, itu akan diikuti oleh perangkat di bawahnya. Ini lah yang akan kami tegakkan lima tahun dalam masa kepemimpinan,” tegas dia. (jr)