JAKARTA | Harian Merdeka
Presiden Prabowo meminta harga tiket pesawat turun, terutama pada moment Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Menanggapi hal tersebut, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengaku masih membahas persentase penurunan harga tiket.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan memastikan, beberapa skema penurunan harga tiket pesawat masih dalam kajian dan belum difinalisasi.
“Kita akan mendukung perintah dari Presiden untuk menurunkan harga tiket. Kalau untuk skema-skemanya nanti akan disampaikan. (Kira-kira dalam minggu ini?) Tentunya di periode Nataru, nanti akan kita sampaikan,” ujar Wamildan, dikutip Rabu (20/11).
Menurutnya, kebijakan penurunan harga tiket pesawat Garuda Indonesia harus didasarkan pada hitungan yang tepat, sehingga tidak menekan arus kas atau cash flow emiten bersandi saham GIAA.
“Akan kita hitung dengan cermat. Jadi nanti Garuda akan ada travel fair, tanggal 27, 29 (November 2024). Jadi kita ada travel fair di Istora ya, tanggal 29,” paparnya.
Saat dikonfirmasi, perlukah Garuda Indonesia disubsidi pemerintah agar keuangan perusahaan tidak ‘boncos’ manakala menurunkan harga tiket pesawat?
Merespons hal tersebut, Wamildan menilai kebijakan subsidi masih harus dikaji bersama Kementerian BUMN dan kementerian teknis. Pasalnya, ada komponen yang harus melibatkan sejumlah stakeholder.
“Kalau seperti itu (subsidi) kan sudah tahu juga ya, ada beberapa komponen, ada beberapa stakeholder yang terkait, tentunya nanti akan kita koordinasikan, kolaborasikan,” jelasnya. (jr)