JAKARTA | Harian Merdeka
Saat pemilihan raya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) nanti, dinilai sangat memungkinkan PSI ke depan memiliki Ketua Umum (Ketum) baru menggantikan Kaesang Pangarep.
“Sangat mungkin, sangat mungkin. Asal visi dan misi sama dan pada saat mendaftar menjadi anggota PSI, kita menerima,” tutur Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni kepada wartawan.
Raja Juli sendiri mengaku belum mengetahui lebih jauh siapa saja yang mendaftarkan diri menjadi calon ketua umum (caketum) PSI. Bahkan, dia pun tidak mengetahui apakah Kaesang Pangarep ikut mendaftarkan diri atau tidak.
“Tanya beliau, tanya beliau,” ucap dia.
Menurutnya, PSI merupakan partai yang demokratis. Dalam pemilihan calon ketum, ada tiga poin inti yang menjadi dasar utama.
“Pertama, kita ingin mengembalikan hak anggota. Jadi satu anggota satu suara. Kita ingin menjadi partai yang demokratis, di mana anggota itu diajak terlibat di dalam menentukan nasib partai ke depan,” ungkapnya.
Kemudian yang kedua, PSI ingin membangun hubungan baik antara partai dan anggota. Tentunya untuk jangka panjang dan tidak hanya transaksional lima tahun sekali.
“Ketiga, nanti kita akan membangun sebuah platform voting online di mana keputusan-keputusan besar tentang partai itu diputuskan oleh anggota melalui online voting. Jadi tidak lagi elitis, diputuskan oleh ketua umum dan sekjen, nego-nego politik di ruang-ruang sempit, ya, tapi justru tanya kembali ke anggota. Nah itu sebenarnya intensi dari pemilihan raya kali ini,” Raja Juli menandaskan.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memperpanjang masa pendaftaran calon ketua umum hingga 23 Juni 2025. Alasannya karena ada beberapa tokoh di luar partai untuk melakukan konsolidasi dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW).
Wakil Ketum PSI, Andy Budiman mengatakan, perpanjangan waktu calon ketum PSI ini adalah untuk memastikan dukungan dari DPD dan DPW.
“Kami memberikan kesempatan pada tokoh besar di luar partai untuk mencari dukungan. Sehingga bisa memastikan dukungan untuk bisa ikut Pemilihan Raya PSI,” kata Andy dalam keterangannya, Minggu (1/6)
Andy tidak banyak berkomentar ketika disinggung mengenai peluang Presiden Indonesia Ketujuh Joko Widodo berpartisipasi dalam Pemilihan Raya PSI. Namun, perpanjangan waktu pendaftaran untuk memberikan waktu lebih bagi tokoh di luar PSI.
“Kita doakan saja. Itu semoga yang terbaik. Ini (perpanjangan waktu pendaftaran) memang antara lain, memberikan kesempatan tokoh di luar partai,” ujarnya.
“Doakan aja semoga aja ada kejutan,” tambah Andy.
Andy mengungkapkan, pihaknya memberikan kesempatan kepada kader PSI yang tengah melakukan komunikasi serta konsolidasi di DPW dan DPD. Ia tidak memungkiri, masih ada DPW dan DPD yang belum menentukan sikap.
“Kami memberikan kesempatan kepada kandidat yang mulai mendekati DPW dan DPD untuk konsolidasi. Kan syaratnya mendapatkan dukungan dari 5 DPW dan 20 DPD. Jadi kami memberikan kesempatan agar mereka konsolidasi,” tutupnya.
Sebelumnya, Jokowi tak menutup kemungkinan ikut mendaftar sebagai calon ketua umum PSI. Namun, ia masih memperhitungkan peluangnya memenangkan pemilihan Ketua Umum PSI.
Jokowi mengaku tidak ingin kalah bersaing di pemilihan Ketum PSI.
“Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut saya kalah,” kata Jokowi, Rabu (14/5).(JR)