JAKARTA | Harian Merdeka
Rempang bergolak. Warga Pulau Rempang terlibat bentrok fisik dengan karyawan PT MEG. Akibatnya, sejumlah korban terluka dari pihak warga dan karyawan MEG.
Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu mengatakan, pihaknya telah mengerahkan sejumlah personel ke wilayah Rempang guna menjaga situasi kondusif.
“Kami libatkan personel Polri ada 70 orang dan Kodim 25 orang, bertugas secara bergantian menjaga situasi kondusif,” tutur Heribertus di Mapolresta Barelang, Kota Batam, dikutip inilah com, Rabu (18/12).
Perwira menengah Polri itu membenarkan terjadi peristiwa yang melibatkan masyarakat Sembulang Hulu, Pulau Rempang, dengan pekerja dari PT MEG, pada Selasa (17/12) malam.
Insiden itu, lanjut Heribertus, bermula ketiga seorang pekerja PT MEG mengamankan sebuah spanduk berisi penolakan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-city yang dipasang oleh masyarakat.
Mengetahui kejadian itu, warga tidak terima tindakan yang dilakukan karyawan PT MEG dan melakukan tindakan penahanan selama beberapa jam.
Kejadian tersebut dilaporkan oleh karyawan PT MEG lainnya ke Polsek Galang, mereka tidak terima atas perlakuan warga terhadap salah satu karyawan tersebut.
Karyawan PT MEG berharap agar rekannya dilepaskan, namun tidak diindahkan sehingga memicu kemarahan pekerja lainnya. “Ketegangan semakin meningkat akhirnya menyebabkan bentrokan fisik antara pihak PT MEG dan warga setempat,” ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, empat hingga lima warga Rempang terluka, dan satu karyawan PT MEG juga terluka.
Saat ini, kata dia, pihak PT MEG dan masyarakat telah membuat laporan terkait kejadian tersebut, dan dilakukan juga visum terhadap para korban. “Pemeriksaan lebih lanjut sedang dilakukan oleh petugas,” ucapnya.
Heribertus juga mengimbau kepada masyarakat di Rempang agar tidak mengambil tindakan main hakim sendiri apabila terjadi peristiwa berulang. “Apabila terjadi seperti itu, silakan difoto, dan laporkan kepada petugas kepolisian terdekat, akan kami tindaklanjuti,” tandasnya.
Sebelumnya, Konflik di Rempang, Kepulauan Riau, kembali pecah antara pihak pengamanan dengan masyarakat setempat, Rabu (18/12). Pihak Pengamanan Rempang Eco City menyebutkan peristiwa itu bermula ketika salah satu karyawan disandera oleh warga.
Koord Tim Pengamanan Rempang Eco City Angga Rahman mengatakan peristiwa berawal setelah mengunjungi anggotanya di daerah Sembulang, pada saat arah pulang di Simpang Sembulang Hulu, bertemu dengan mobil warna merah di pinggir jalan.
“Ada orang di dalamnya, dua orang. Dari kami mencoba menghampiri orang yang di dalam mobil merah tersebut dengan upaya ingin menolong, kemudian ada warga dengan kendaraan roda dua sebanyak dua motor dengan jumlah empat orang membawa parang mengancam dan meneriaki kami sambil mengacungkan parangnya,” kata Angga dalam keterangan yang diterima, Rabu (18/12).
Karena merasa keselamatan terancam, anggotanya itu akhirnya kabur, tetapi ada satu rekan yang terpisah. Mereka tersadar hingga dilakukan keberadaan temannya.
“Tenyata teman kami sudah dikeroyok oleh massa sampai dengan tidak sadarkan diri, posisi kaki terikat. Saat kami berupaya untuk menyelamatkan teman kami untuk bisa dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak diperbolehkan oleh warga,” kata Angga.
Angga mengatakan temannya itu tergeletak tidak sadarkan diri kurang lebih selama empat jam. Pihak pengamanan pun melaporkan kondisi tersebut ke aparat kepolisian. (jr)