Menu

Mode Gelap
Kementerian LH Segel KEK Lido HUT Ke-17, DPD Partai Gerindra Banten Sediakan Makan Siang Gratis Truk Galian Tanah Dilarang Melintas Maarten Paes Tidak Khawatir Hadapi Jepang Al Muktabar Hadiri Syukuran HUT ke-79 Korps Brimob di Polda Banten

Daerah · 23 Okt 2023 17:16 WIB ·

Warga Geram, PT PSM dan PSI Lakukan Pencemaran Udara


Warga Geram, PT PSM dan PSI Lakukan Pencemaran Udara Perbesar

TANGERANG | Harian Merdeka

Rupanya pelaku industri di Tangerang tidak ada kapoknya melakukan pencemaran udara, setelah belum lama ini PT Mayora di kota Tangerang. Kali ini dua pabrik peleburan besi PT Power Steel Mandiri (PSM) dan PT Power Steel Indonesia (PSI) yang berada di Kawasan Industri Millenium Kabupaten Tangerang, diduga melakukan pencemaran udara.
Hal itu dirasakan masyarakat Kampung Cibarengkok, Desa Peusar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Banten yang mengeluhkan adanya pencemaran limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) yang diduga berasal dari pabrik peleburan besi milik PT Power Steel Indonesia di Kawasan Industri Millenium.

“Kalau pagi atau pun malam, asap dari pabrik peleburan besi ini sampe ke rumah. Bahkan terkadang saking sering dan meluasnya polusi itu kita terdampak sampai batuk-batuk,” kata Hermansyah salah satu warga Desa Peusar.

Menurutnya, dampak polusi limbah B3 dari pabrik peleburan besi tersebut sangat tidak ramah lingkungan, sehingga hal itu pun dapat menyebabkan kondisi udara di kawasan pemukiman warga berubah menjadi tidak sehat.

Selain itu, polusi yang dihasilkan atas kegiatan pabrik tersebut juga mengganggu bagi kesehatan warga dan lingkungan sekitar karena diduga mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3).
“Yang buat kami makin bingung, ini orang pemda tahu kalau pabrik peleburan ini salah, tapi tidak ada tindakan apapun,” tuturnya.

Warga lainnya, Sutiyah (48), menuturkan jika kondisi pencemaran udara ini sudah terjadi sejak beberapa tahunan yang lalu. Bahkan, pada sekitar tiga tahun yang lalu warga sempat menuntut pertemuan atau mediasi soal kasus pencemaran pabrik peleburan besi tersebut.

“Dulu sempat kita ada pertemuan. Dan pihak perusahaan memberikan kompensasi kepada warga atas ganti rugi, cuma itu hanya sekali. Sekarang sudah tidak ada lagi, bahkan pabrik itu tidak melakukan perbaikan pengelolaan limbahnya itu,” tandasnya.

Sementara ditempat terpisah Kepala Seksi Bina Hukum Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang Sandi Nugraha menyebutkan bahwa dari hasil pengecekan dan pengujian di lapangan perusahaan atau pabrik peleburan baja itu diketahui memiliki 10 tungku peleburan (furnace) dilengkapi dengan hood yang berfungsi untuk menangkap emisi debu dan asap yang dituangkan ke teko (penampungan).

Namun, emisi debu atau asap beterbangan di area produksi yang disebabkan kemampuan hood untuk mengisap debu tersebut tidak beroperasi dengan normal. Sehingga, terjadi lah pencemaran udara yang berdampak langsung terhadap masyarakat sekitar.

“Dan keadaan itu menjadi semakin parah pada saat terjadi tiupan angin yang kencang (biasanya pada tengah hari sampai sore) yang menyebabkan debu atau asap sampai ke lingkungan sekitar pabrik,” unkapnya.

Ia mengatakan, selain ditemukan adanya kelalaian, tim penguji dari DLHK juga mendapati  lima unit cerobong emisi dengan tidak memenuhi ketentuan teknis Kepdal No 205 tahun 1996, yaitu seperti lubang sampling, kode cerobong, titik koordinat, dan sarana pendukung (tangga, pagar pengaman, dan plattform).

“Tapi pada saat kunjungan kami ke lokasi itu pihak perusahaan sedang melakukan perbaikan beberapa cerobong tersebut,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, dengan ditemukannya beberapa pelanggaran atau kelalayan yang dilakukan perusahaan, maka pihaknya pun akan terus melakukan pengawasan dengan fokus pada pemantauan pembenahan serta perbaikan terhadap pengelolaan udara hasil kegiatan produksi pabrik peleburan baja tersebut.

Selain itu, pihaknya juga mewajibkan perusahaan melakukan pelaporan dokumen lingkungan secara periodik sesuai dengan kondisi eksisting/senyatanya setiap 6 (enam) bulan sekali ke DLHK Kabupaen Tangerang atau melalui portal Sistem Pelaporan Elektronik
Lingkungan (SIMPEL) KLHK.

“Perusahaan wajib memperbaiki kinerja hood yang berfungsi untuk menangkap emisi debu dan asap yang dituangkan ke teko (penampungan) untuk meminimalisasi emisi debu atau asap beterbangan di area produksi dan lingkungan sekitar pabrik,” tukasnya. (ard)

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Anggota Komisi II DPRD Kota Tangerang Apresiasi Disbudpar dalam Pengembangan Promosi Wisata Daerah

30 April 2025 - 10:55 WIB

Atasi Kemacetan Lalu Lintas, Dishub Kota Tangerang Mulai Optimalisasi U-Turn Jalan Maulana Hasanudin Cipondoh

29 April 2025 - 12:09 WIB

Dicek Andra Soni Pekan Lalu, Jembatan Rusak di Pandeglang Kini Sudah Mulus

29 April 2025 - 11:43 WIB

Dukung Penyerapan Tenaga Kerja, DPRD Puji Program OJT dan Job Fair Kota Tangerang

29 April 2025 - 11:01 WIB

Ciptakan Kawasan Bersih, Kecamatan Benda Kota Tangerang Tertibkan PKL dan Bangunan Liar Secara Humanis

29 April 2025 - 10:57 WIB

Perda Pajak dan Retribusi di Kota Tangerang Direvisi, DPRD: Jangan Sampai Memberatkan Masyarakat

28 April 2025 - 15:10 WIB

Trending di Daerah