Menu

Mode Gelap
Kementerian LH Segel KEK Lido HUT Ke-17, DPD Partai Gerindra Banten Sediakan Makan Siang Gratis Truk Galian Tanah Dilarang Melintas Maarten Paes Tidak Khawatir Hadapi Jepang Al Muktabar Hadiri Syukuran HUT ke-79 Korps Brimob di Polda Banten

Nasional · 15 Nov 2023 17:27 WIB ·

Jusuf Kalla : Demokrasi Indonesia Bermasalah


Jusuf Kalla : Demokrasi Indonesia Bermasalah Perbesar

JAKARTA | Harian Merdeka

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berbicara tentang situasi demokrasi di Indonesia saat ini. Mulanya, ia mengatakan demokrasi bisa berakibat positif atau negatif bagi seorang pemimpin.

JK mencontohkan Presiden ke-3 RI BJ Habibie yang membangun demokrasi setelah reformasi 1998. Namun, akhirnya demokrasi pula yang menjatuhkannya.

Ia pun mengatakan hal serupa terjadi di masa sekarang. Menurut JK, muncul masalah demokrasi dalam waktu kurang dari 10 tahun ini.

“Lebih cepatnya terjadi. Belum 10 tahun sudah bermasalah demokrasi kita di Indonesia ini dengan segala macam masalahnya. Berbicara tentang dinasti lah, bicara tentang nepotisme. Lebih cepat dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya,” kata JK di Habibie Democracy Forum yang digelar di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Politisi senior Golkar itu pun membandingkan dengan era Soekarno dan Soeharto. JK menilai Soekarno dan Soeharto tak berpikir soal membangun “dinasti” ketika menjabat.

“Bung Karno tak berpikir dinasti, Pak Harto juga tidak. Walaupun Tutut [jabat] Menteri Sosial beberapa bulan. Tapi enggak berarti. Hanya menteri saja, enggak mau tampuk kekuasaan,” paparnya.

JK lantas menjelaskan suatu pemerintahan bisa runtuh jika terjadi dua krisis dalam waktu bersamaan. Ia mencontohkan di tahun 1966 terjadi krisis politik dan ekonomi.

Hal yang sama terjadi pada tahun 1998. Pemerintahan otoriter Soeharto dan krisis moneter memicu kejatuhan presiden.

“Karena tujuannya kemakmuran yang adil. Kemakmuran tak jalan, adil tak jalan, demokrasi tak jalan, maka terjadilah,” katanya.

Karena itu, kata JK, situasi itu harus dihindari di masa sekarang. Ia mengingatkan ketika mayoritas publik protes, maka bisa terjadi krisis politik.

“Pers, parpol, tokoh masyarakat bicara, bahwa ini kita menjauh dari demokrasi, agak menjauh juga dari tujuan. Maka kita harus perbaiki,” ucap JK.

JK juga menilai sistem eksekutif, legislatif, dan yudikatif saat ini mengalami masalah. Menurutnya, terjadi korupsi dan penyelewengan kekuasaan.

“Pemerintahan tentu kita tahu semua ada korupsi, penyelewengan terjadi. Di yudikatif juga, KPK bermasalah, MK bermasalah. DPR juga banyak masalah-masalahnya,” tegas JK.(hab/cnn/hmi)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

BPN Pandeglang Diduga lambat Inventalisir Tanah Terlantar

25 April 2025 - 15:34 WIB

BPS Kenalkan Desa Cinta Statistik ke Pemkab Lebak

25 April 2025 - 15:24 WIB

Astra Tol Tamer Resmikan Infrastruktur Bank Sampah KBA

25 April 2025 - 15:09 WIB

Temui Warga Negara Asal Pakistan, Kemenkum Banten Lakukan Verifikasi Faktual Pewarganegaraan di Kabupaten Tangerang

24 April 2025 - 14:20 WIB

Haedar Nashir: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Perlu Dialog Kebangsaan yang Konstruktif

24 April 2025 - 13:08 WIB

Bill Gates: Guru dan Dokter Bakal Digantikan AI

24 April 2025 - 13:03 WIB

Trending di Nasional