JAKARTA | Harian Merdeka
Mantan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar disebut memiliki rekam jejak jabatan yang baik selama memimpin Kabupaten Tangerang selama dua periode, yakni pada 2013-2023. Menurut rilis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang diterima media, Selasa (12/12/2023), disebutkan bahwa rekam jejak itu dibuktikan melalui pelayanan kesehatan bagi masyarakat berupa pembangunan empat rumah sakit (rs), yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang, RSUD Pakuhaji, RSUD Tigaraksa, dan RSUD Balaraja. Pembangunan pelayanan kesehatan tersebut merupakan wujud implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa paling tidak pemerintah bertanggung jawab menyediakan rs sesuai paling sedikit satu rs dengan klasifikasi paling rendah kelas D untuk setiap kabupaten/kota.
Seperti diketahui, kesehatan menjadi salah satu hak masyarakat yang wajib difasilitasi oleh negara, salah satunya terkait ketersediaan rs. Untuk itu, seluruh kabupaten/kota diwajibkan setidaknya memiliki satu RSUD. Pria yang akrab disapa Bang Zaki itu mengungkapkan bahwa setiap RSUD yang dibangun memiliki spesialisasi tersendiri. Pertama, kata dia, RSUD Kabupaten Tangerang yang merupakan rs tipe B, memiliki kemampuan dalam bedah jantung dan donor darah.
“RSUD Kabupaten Tangerang menyediakan layanan bedah jantung terbuka. Rs ini juga dilengkapi dengan ruang operasi, peralatan canggih, serta sumber tenaga dokter spesialis sub jantung terbuka,” kata Bang Zaki dalam siaran pers yang diterima media, Selasa (12/12/2023).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, rs kedua adalah RSUD Balaraja atau yang disebut sebagai rs spesialis organ dalam. Bang Zaki menjelaskan, rs tersebut memiliki fokus pada berbagai bidang, seperti mata, paru-paru, urologi, neurologi, hingga orthopedi.
“RSUD Balaraja ini spesialis penyakit-penyakit dalam, karena kan dekat dengan industri yang memiliki risiko tinggi seperti patah tulang,” jelas Bang Zaki yang juga calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta III.
Ketiga, lanjut dia, adalah RSUD Pakuhaji yang memiliki spesialisasi dalam menangani penyakit yang disebabkan oleh virus serta masalah di bagian telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Bang Zaki menyampaikan bahwa RSUD Pakuhaji mengkhususkan diri dalam spesialisasi tersebut karena rs ini memiliki pengalaman menghadapi kejadian luar biasa, seperti wabah muntaber dan kolera.
“Terakhir, RSUD Tigaraksa yang diarahkan untuk menjadi pusat darah dan pusat penyakit dalam ke depannya. Dengan begitu, seluruh RSUD di Kabupaten Tangerang diharapkan dapat saling melengkapi satu sama lain,” ucapnya.
Kabupaten Tangerang punya 4 RSUD dan 44 puskesmas Secara keseluruhan, Kabupaten Tangerang telah memiliki empat RSUD dan 44 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dengan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif.
Untuk memastikan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal, sebanyak 33 puskesmas sudah mampu menyelenggarakan layanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), yang mencakup pelayanan persalinan bagi ibu hamil secara sehat.
Tidak hanya itu, sebanyak 12 puskesmas juga telah berhasil meraih akreditasi, 10 puskesmas telah diubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dan tujuh puskesmas kini menyediakan layanan rawat umum dasar.
Ketujuh puskesmas yang termasuk dalam kategori tersebut, antara lain Puskesmas Balaraja, Puskesmas Kronjo, Puskesmas Sepatan, Puskesmas Mauk, Puskesmas Curug, Puskesmas Kresek, dan Puskesmas Cisoka.
Berbagai program unggulan Bang Zaki Bang Zaki juga menjalankan program unggulan Gerakan Tangerang Sehat dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan sarana serta prasarana fasilitas kesehatan (faskes) di Kabupaten Tangerang. Program tersebut mencakup peningkatan faskes, contohnya di Puskesmas Cisoka yang kini menyediakan layanan unit gawat darurat (UGD), rawat jalan, rawat inap, serta persalinan 24 jam.
Kabupaten Tangerang diketahui merupakan satu-satunya RSUD tingkat kabupaten/kota di Banten yang dilengkapi dengan klinik endoskopi. Klinik ini bisa dijumpai di RSUD Balaraja.
Endoskopi adalah suatu prosedur medis yang memungkinkan dokter untuk mendiagnosis masalah pada tubuh tanpa harus melakukan tindakan pembedahan. Adapun inovasi lainnya mencakup penyediaan layanan bedah jantung terbuka di RSUD Kabupaten Tangerang.
Dengan adanya fasilitas bedah jantung ini, Tangerang menjadi satu-satunya kabupaten yang memiliki rs dengan kemampuan bedah jantung canggih di wilayahnya. Layanan kesehatan lain yang mengalami peningkatan kualitas adalah sistem milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang yang menggunakan aplikasi Sistem Informasi Donor Darah (SiDoni).
Kerja Aplikasi SiDoni terintegrasi tidak hanya memberikan layanan donor darah secara digital, tetapi juga menyediakan layanan kesehatan lainnya. Dengan demikian, aplikasi tersebut tidak hanya memenuhi informasi kebutuhan darah, tetapi juga mencakup kebutuhan, seperti mobil ambulans, mobil jenazah, informasi ketersediaan ruang rawat inap, hingga jadwal dokter di rumah sakit umum dan swasta. Kemudian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang di bawah komando Bang Zaki juga melakukan renovasi pada Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Tangerang.
Kini, unit tersebut dilengkapi dengan peralatan kesehatan canggih se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), termasuk Nucleic Acid Test yang memiliki kemampuan mendeteksi berbagai penyakit dari darah, seperti Sipilis, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS).
Kepemimpinan Komunitas Melawan HIV AIDS PMI Kabupaten Tangerang juga telah memiliki Bumi Perkemahan dan sedang dalam proses persiapan pembentukan sekolah tinggi untuk tenaga donor darah. Upaya lainnya yang telah dilakukan Pemkab Tangerang adalah melaksanakan langkah-langkah promosi dan preventif kesehatan bagi ibu hamil dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan kesehatan.
Hal tersebut diwujudkan melalui inovasi terbaru yang disebut Siaga Bagi Ibu Hamil untuk Pemeriksaan Kesehatan dan Laboratorium (Si Ibu Peri). Inovasi ini bertujuan untuk memberikan akses kepada ibu hamil untuk memantau kesehatan mereka dan perkembangan janin yang dikandung, terutama di daerah pedesaan atau terpencil.
Fokus integrasikan faskes Dengan berbagai program dan inovasi tersebut, rekam jejak Bang Zaki yang berfokus pada integrasi faskes sesuai dengan kebutuhan masyarakat tidak perlu diragukan lagi.
Faskes Lebih Lengkap dan Nakes Bertambah Sebagai bakal calon gubernur (bacagub) DKI Jakarta, Bang Zaki juga berkomitmen untuk memberikan perhatian kepada penyelarasan kebutuhan faskes masyarakat di ibu kota.
“Berdasarkan kondisi sekarang ini, Jakarta memiliki 60 RSUD dengan tipe B sampai D, dan tujuan kami adalah meningkatkan kelas seluruhnya,” ujar Bang Zaki.
Ia mengungkapkan bahwa RSUD tipe D akan ditingkatkan menjadi tipe C, tipe C menjadi B, dan tipe B menjadi A. Seluruh layanan kesehatan, kata Bang Zaki, juga akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
“Selain itu, kami akan memberikan fokus khusus pada Kepulauan Seribu yang masih mengalami kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan,” imbuhnya.(kmps/hmi)