Menu

Mode Gelap
BPJS Kesehatan Jamin Biaya Cuci Darah dan Transplantasi Ginjal untuk Penderita Gagal Ginjal Tanpa Memilah Memilih Suku, Ras, Agama dan Golongan, Maesyal Rasyid Rangkul Semua Kalangan Kota Tangerang Butuh Pemimpin yang Visioner, Bukan Pemimpin Modal Uang BNN Provinsi Sumatera Utara Berkolaborasi Dengan Pelindo Regional 1 dan Pelindo Tanjung Balai Pemkot Tangerang Luncurkan Gerakan Pangan Murah,Sambut HUT ke-79 RI

Bisnis · 17 Apr 2024 10:45 WIB ·

Ketegangan Iran-Israel, Presiden Kumpulkan Menteri


Ketegangan Iran-Israel, Presiden Kumpulkan Menteri Perbesar

JAKARTA | Harian Merdeka

Ketegangan antara Iran dan Israel berdampak pada harga minyak dunia. Presiden Jokowi pun langsung merespon dengan mengumpulkan para menteri di Istana Negara. Mereka dikumpulkan untuk mengantisipasi dampak-dampak yang terjadi dari konflik di Timur Tengah.


Menko Perekonimian, Airlangga Hartarto memaparkan dampak yang pertama harus diantisipasi yakni melonjaknya harga minyak dunia.


“Dari sisi Perekonomian kita melihat tentu ada lonjakan harga minyak imbas serangan Israel ke iran di kedutaan Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan Iran,” ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (16/4).


Dampak lainnya, lanjut Airlangga, meyangkut kenaikan harga logistik. Menurutnya, operasional pengiriman barang di Selat Hormuz dan Laut Merah berpotensi besar akan terdampak. Biaya logistik bakal meroket dalam waktu dekat.


“Dari segi ekonomi Laut Merah dan selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena Selat Hormuz 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah 27 ribu. Dan peningkatan freight cost menjadi salah satu yang harus dimitigasi,” ujarnya.


Selanjutnya dampak plus minus pada sektor perdagangan riil juga menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya dengan dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga produksi hal ini bisa membuat harga barang-barang yang diimpor akan melonjak. Namun, dampak positifnya produk-produk yang diekspor dari dalam negeri bisa naik harganya.


Menurut Airlangga seiring dengan konflik yang terjadi di Timur Tengah, banyak investor yang mulai mencari instrumen safe haven. Mulai dari emas hingga memegang Dolar Amerika Serikat, hal ini lah yang membuat nilai tukar Rupiah bisa melemah.


“Sektor riil dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan ini salah satu yang dilihat dan tentu sangat berpengaruh terhadap impor dan efek eksportir mendapatkan devisa lebih banyak. Tentu plus minus harus diperhatikan,” tuturnya.


Khusus harga minyak dunia, Kementerian ESDM telah melakukan pengkajian terhadap dampak perang Iran-Israel.


Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, perang tersebut diperkirakan akan mengerek harga minyak dunia antara US$ 5 hingga 10 per barel.
“Risiko itu kalau menurut pendapat kami sekitar US$ 5-10 per barel. Kalau sekarang US$ 90-an, jadi kalau menurut kami untuk naik mendekati US$ 100 kayaknya bisa terjadi,” katanya.


Dia mengatakan, Indonesia sendiri masih impor minyak mentah dan BBM. Kenaikan harga minyak mentah bisa mengerek impor minyak dan BBM. Dia bilang, pihaknya telah meminta PT Pertamina (Persero) untuk membuat simulasi dampak dari kenaikan harga minyak mentah. (jr)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

PT Tangerang Nusantara Global Gelar RUPS

25 Juli 2024 - 10:56 WIB

Pengurus HNSI Sumut Dan Jajarannya Audiensi Ke Ditpolairud Poldasu

20 Juli 2024 - 11:11 WIB

Paramount Petals Luncurkan Klaster Premium ‘Lily’

19 Juli 2024 - 10:47 WIB

Pemkot Tangerang Catatkan Indeks Inflasi Rendah, Semester Pertama 2024

16 Juli 2024 - 11:34 WIB

Jelajahi Sensasi Kuliner Nusantara di Hotel Santika Premiere Bintaro!

15 Juli 2024 - 16:29 WIB

Arief Borong Beras Petani untuk Warga Pakuhaji

15 Juli 2024 - 13:36 WIB

Trending di Bisnis