Menu

Mode Gelap
Kementerian LH Segel KEK Lido HUT Ke-17, DPD Partai Gerindra Banten Sediakan Makan Siang Gratis Truk Galian Tanah Dilarang Melintas Maarten Paes Tidak Khawatir Hadapi Jepang Al Muktabar Hadiri Syukuran HUT ke-79 Korps Brimob di Polda Banten

Opini · 15 Okt 2023 19:20 WIB ·

Dinamika Dan Turbulensi Politik


Dinamika Dan Turbulensi Politik Perbesar

Oleh: Ma’mun Murod Al Barbasy

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta

Politik di Indonesia itu seperti fiqh, selalu dinamis. Apalagi kalau fiqh itu produk “pesanan”, seringkali sangat dinamis.

Politik di Indonesia juga seperti orang naik pesawat saat melewati awan atau cuaca buruk, mengalami turbulensi.

Balon pasangan capres Mas

dan cawapres Gus Imin itu produk dinamika dan turbulensi politik di Indonesia.

Posisi dan sikap Partai Demokrat, termasuk pernyataan panjang lebar Pak SBY dalam menyikapi “pengkhianatan” Mas Anies dan Pak Surya Paloh juga merupakan produk dari dinamika dan turbulensi politik di Indonesia.

Nahdliyin juga akan menyaksikan bahwa PKB dan PKS yang sering disudutkan sebagai tangan panjang Wahabi, ternyata bisa berkoalisi. Ini juga produk dari dinamika dan turbulensi politik di Indonesia.

Ibu Mega dan Pak Jokowi yang sebelumnya sempat bersitegang terkait “petugas partai”, sangat mungkin akan berangkulan kembali. Ini juga merupakan bentuk dinamika dan turbulensi politik di Indonesia.

Baru satu pasangan balon capres dan cawapres yang muncul. Diandaikan akan muncul lagi dua atau tiga pasang balon capres dan cawapres, maka dipastikan akan melahirkan banyak dinamika dan turbulensi politik kembali.

Penentuan pasangan Pak Prabowo rasanya akan melahirkan dinamika dan turbulensi politik.

Begitu pun penentuan pasangan Mas Ganjar juga rasanya akan melahirkan dinamika dan turbulensi politik.

Bahkan andaikan ternyata Mas Ganjar harus berpasangan dengan Pak Prabowo, juga akan melahirkan dinamika dan turbulensi politik.

Ke arah mana Partai Demokrat akan menentukan pilihan koalisi juga sangat mungkin akan melahirkan dinamika dan turbulensi politik.

Paling akhir, bagaimana kelanjutan hubungan Bu Mega dan Pak Jokowi terkait capres-capresan juga berpotensi melahirkan dinamika dan turbulensi politik.

Itulah politik di Indonesia yang selalu melahirkan dinamika dan turbulensi.

Soal apakah dinamika dan turbulensinya rendah, sedang atau sangat tinggi, fatsun atau sopan santun salam berpolitik akan sangat menentukan.

Sekian.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Sandiaga Dukung Jokowi “Partai Perorangan”

13 Desember 2024 - 14:21 WIB

Bahlil Sebut Ojol Tak Dapat Subsidi BBM

28 November 2024 - 16:31 WIB

Memilih Tipe Pemimpin Kota Tangerang?

18 November 2024 - 15:15 WIB

Adu Strategi Kampanye Andra dan Airin, Siapa yang Lebih Efektif?

10 November 2024 - 11:19 WIB

3 Lembaga Survei Keluar dari Persepsi

8 November 2024 - 10:47 WIB

RIDO Pamer Kartu Kamu

7 Oktober 2024 - 15:07 WIB

Trending di Bisnis