JAKARTA | Harian Merdeka
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan potensi megathrust yang dapat memicu gempa bumi besar dan tsunami di pantai selatan Pulau Jawa, termasuk Jawa Barat. Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG, Supartoyo, menjelaskan potensi ancaman dan pentingnya mitigasi bencana terkait isu ini.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) baru-baru ini merespons kekhawatiran mengenai potensi megathrust, sebuah zona pertemuan antarlempeng tektonik bumi yang dapat memicu gempa kuat dan tsunami. Megathrust ini berpotensi mengancam wilayah Indonesia, khususnya pantai selatan Pulau Jawa dan Jawa Barat.
Menurut Supartoyo, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG, guncangan gempa bumi di pantai selatan memiliki potensi tinggi. Hal ini disebabkan oleh kedekatan lokasi dengan megathrust serta karakteristik batuan di wilayah tersebut. “Di selatan itu kan daerah dataran, terdiri dari endapan aluvial,” jelas Supartoyo saat ditemui di Kantor Badan Geologi Bandung pada Rabu (14/8/2024).
Supartoyo menambahkan, tsunami yang berpotensi terjadi akibat gempa besar di kawasan ini bisa mencapai ketinggian 3 meter jika gempa bumi yang terjadi berkekuatan lebih dari 8 magnitudo. “Dengan kondisi ini, wilayah selatan Jawa Barat dan Jawa secara umum rawan tsunami,” ujarnya.
Megathrust, lanjut Supartoyo, adalah istilah untuk sumber gempa bumi besar dengan kekuatan di atas 8 magnitudo. Patahan megathrust dikategorikan sebagai thrust atau reverse, tergantung sudut naiknya—thrust dengan sudut kurang dari 45 derajat dan reverse dengan sudut lebih dari 45 derajat.
Meskipun demikian, Supartoyo menekankan bahwa gempa bumi tidak dapat diprediksi dengan pasti. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak terjebak dalam ketakutan berlebihan. “Isu ini harus dilihat sebagai upaya untuk peningkatan mitigasi. Badan Geologi telah menyediakan peta kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami untuk membantu masyarakat mempersiapkan diri,” tutup Supartoyo. (il/RMN)