JAKARTA | Harian Merdeka
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan 13 zona megathrust yang tersebar di Indonesia. Dari jumlah zona tersebut, terdapat dua zona yang belum melepaskan kekuatan gempanya.
“Kebetulan di antara segmen-segmen megathrust 13 itu ada 2 segmen yang seharusnya sudah saatnya periode ulangnya bergerak sudah 200 tahun lebih, yang lain sudah lepas,” kata Dwikorita Karnawati dalam webinar “Waspada Gempa Megathrust” bersama Departemen Teknik Geofisiks ITS Surabaya, dikutip kumparan, Selasa (20/8).
Dua zona yang belum lepas dan berpotensi dalam waktu dekat, lanjut Dwikorita, adalah segmen 7 ( Megathrust Selat Sunda-Banten) dan segmen 4 (Megathrust Mentawai-Siberut).
“Yang belum itu adalah segmen nomor 7 dan segmen nomor 4 yang menurut para pakar di Indonesia banyak. Makanya kami bentuk konsorsium gempa nasional. BMKG sangat membutuhkan konsorsium itu. Menurut para pakar yang belum bergerak itu dua segmen tadi,” ujarnya.
Menurutnya, bila kedua zona itu bergerak maka potensi kekuatannya tak bisa ditebak. Bisa melemah, tapi kondisi terburuk bisa mencapai 8,9 magnitudo di zona 7 dan 8,7 di zona 4.
“Tapi yang kita omongin itu skenario kemungkinan terburuk segmen Mentawai-Siberut kemungkinan terburuk itu magnitudonya dari perhitungan para pakar itu 8,9 dan segmen Selat Sunda Banten juga belum bergerak kemungkinan magnitudo 8,7,” rincinya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk belajar mitigasi gempa yang dimungkinkan getaran paling besar.
“Kenapa dicari yang terbesar bukan terkecil? Orang kita kan namanya mitigasi siap-siap untuk keselamatan, untuk latihan yang kecil kan nggak ngefek ya. Kalau latihan besar itu kalau kita terlatih,” katanya.(jr)