JAKARTA | Harian Merdeka
Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, blusukan ke rumah susun Bidara Cina, Jakarta Timur, guna mendengarkan keluh kesah warga yang tinggal di rusun.
Dalam kegiatan itu, Pramono mengungkit masalah air yang menuru warga hanya tersedia pagi dan sore hari, kesulitan mendapat pekerjaan, hingga persoalan sampah yang tidak diangkut secara rutin.
Mendengar keluhan warga, Pramono mengisyaratkan untuk membuat Peraturan Gubernur (Pergub) mengatasi permasalahan rusun.
“Warga di sini rata-rata anak mudanya menjadi pengangguran, mereka mengusulkan supaya PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) tidak lagi seperti sekarang yang SLTA. Tetapi betul-betul lulusan SD pun bisa,” ujar Pramono.
Cagub yang berpasangan dengan Rano Karno ini menjelaskan perlunya kolaborasi antara Pemprov Jakarta dengan para pengembang untuk menyelesaikan masalah rusun di Jakarta.
Dirinya menginsyaratkan para pengembang tersebut sudah tidak ada, maka Pemprov Jakarta harus membuat Peraturan Gubernur (Pergub) untuk mengatur permasalahan rusun. Ia menyebut di era gubernur Basuki Tjahja Purnama alias Ahok pernah diatur.
“Jadi harus ada Pergub-nya, harus ada payung hukumnya. Termasuk persoalan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang seringkali dialami hampir seluruh warga di rumah susun,” ujar Pramono.
Saat ini, lanjutnya, warga yang menghuni rusun kebingungan melaporkan masalah yang dialami. Menurutnya, Pemprov Jakarta bisa membantu untuk mengatasi permasalahan tersebut jika ada Pergub.
“Sebenarnya biayanya, kalau lihat ini ya mohon maaf, biayanya tidak terlalu tinggi menurut saya,” kata Pramono.
Lebih jauh, Ia menekankan rusun yang mayoritas dihuni oleh warga kelas menengah ke bawah harus mendapatkan perhatian besar dari pemerintah.
“Kalau saya melihat kemarin di rumah susun tanah tinggi itu kondisinya jauh lebih memprihatinkan,” ucapnya.
Sebelumnya, Pramono Anung menyapa warga dan belanja masalah di Kwitang Senen, Jakarta Pusat, Rabu (2/10).
Berdasarkan pantauan, Pramono berkeliling menelusuri gang-gang di permukiman warga. Sejumlah warga mengajak Pramono bersalaman dan berfoto sekaligus menanyakan keluhan-keluhan kepada warga yang menyapa dirinya. Sejumlah warga mendoakan Pramono agar menjadi gubernur Jakarta.
“Saya doain bapak yang jadi gubernur, biar kita sejahtera,” kata salah seorang warga.
Nah, saat berkampanye tersebut, seeorang pedagang minuman kemasan menawarkan dagangannya kepada mantan Sekretaris Kabinet itu. Pramono yang melihat itu langsung menyapa pedagang tersebut.
Namun, Pramono menyampaikan kepada pedagang tersebut bahwa dirinya tidak bisa membeli dagangan itu. Pasalnya jika dia membeli, maka khawatir akan masuk dalam kategori pelanggaran dan politik uang dalam kampanye.
“Saya kalau beli nanti sama Bawaslu disemprit,” ucap Pramono.
Kendati begitu, Pramono tetap memerintahkan timnya untuk membeli dagangan minuman kemasan tersebut. Kemudian minuman kemasan yang sudah dibeli sebanyak dua pack dibagikan kepada warga.
Sarohati (37), pedagang minuman kemasan itu mengaku senang dagangannya dibeli dengan jumlah banyak. Ia menyebut biasanya untuk menjual menuman kemasan Yakult dua pack dirinya membutuhkan waktu seharian.”Paling setengah harian untuk bisa jual dua pack, semoga sukses Bapak Pramono,” ucapnya. (jr)