Menu

Mode Gelap
Kementerian LH Segel KEK Lido HUT Ke-17, DPD Partai Gerindra Banten Sediakan Makan Siang Gratis Truk Galian Tanah Dilarang Melintas Maarten Paes Tidak Khawatir Hadapi Jepang Al Muktabar Hadiri Syukuran HUT ke-79 Korps Brimob di Polda Banten

Daerah · 23 Okt 2024 14:28 WIB ·

Kabinet Gemuk Hambat Program Ekonomi?


Kabinet Gemuk Hambat Program Ekonomi? Perbesar

JAKARTA | Harian Merdeka

Ekonom Senior Indef Fadhil Hasan menilai kabinet super gemuk pemerintahan Prabowo-Gibran akan menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Akibatnya target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% tak akan tercapai.

“Jadi yang tidak terbayangkan itu bagaimana Pak Prabowo mengorkestrasi gerak dari kabinet yang super gemuk. By default, orang gemuk itu pasti lamban, tidak bisa lari. Kalau lari pun terseok-seok, dikalahkan yang lebih ramping. Jadi, size itu matters dalam hal efisiensi,” ujarnya dalam diskusi publik Indef, dikutip cnnindonesia, Selasa (22/10).

“Sekarang dengan kabinet super gemuk itu, bisa dikatakan dalam 1-2 tahun ke depan, gerakannya sudah pasti lamban. Padahal Pak Prabowo ingin gerakan cepat dalam menjalankan berbagai program dan visinya,” sambungnya.

Fadhil mengatakan permasalahan utama yang akan menghambat adalah koordinasi antara tujuh menteri koordinator yang baru saja dibentuk. Hal ini bahkan terjadi di masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo.

“Kita tahu sekarang ini saja dengan kabinet Jokowi, SBY, presiden sebelumnya, masalah koordinasi itu merupakan persoalan pokok yang dihadapi menteri. Dengan pembentukkan kabinet yang super gemuk, ditambah pembentukan kemenko baru, kepala badan, tidak bisa dibayangkan bagaimana koordinasi itu dilakukan di bidang-bidang tertentu,” jelasnya.

Selain koordinasi, masalah yang timbul dari kabinet super gemuk adalah kewenangan. Sebab, ia menilai ego sektoral di antar kementerian saja masih ada, apalagi di antara menko-menko nanti.

“Kita tahu orang itu tidak mau kewenangannya dikurangi, jadi akan timbul persoalan, pembagian kewenangan antar menteri,” terangnya.

Dengan kondisi ini, maka ia menilai dalam beberapa waktu ke depan, perlambatan kinerja Kabinet Merah Putih akan terlihat. Sebab, tata kelola akan menjadi kompleks dan lebih panjang sehingga bukanya efisien, malah justru akan menjadi pemberat keuangan negara.

“Kabinet super gemuk tidak menjawab urgensi dari tantangan yang dihadapi dan tidak sejalan dengan apa yang ingin dicapai Prabowo, utamanya terkait program cepat terbaik,” jelasnya.

Sementara, Ekonom Senior Indef Didin S, Damanhuri menduga kabinet yang gemuk adalah cara Prabowo untuk menilai kinerja menteri, wakil menteri hingga kepala badan yang dilantik selama enam bulan ke depan.

Apabila para pembantunya di Kabinet Merah Putih tersebut bisa memberikan kontribusi baik untuk mencapai target yang telah disusun seperti pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka akan dipertahankan dan bila tidak bisa dirombak kembali.

“Jadi kita tidak bisa men-judge sejak sekarang, tapi waktu yang akan menjawab. Mungkin ingin diwujudkan oleh kabinet yang direvisi, bisa jadi,” tegasnya. (jr)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

SPS Aceh Gelar Buka Puasa Bersama dan Santuni Anak Yatim

21 Maret 2025 - 14:32 WIB

Pemerintah Akan Memberikan Kredit Investasi Rp 20 Triliun Untuk UMKM

21 Maret 2025 - 14:18 WIB

Hentikan Operasional Angkutan Tradisional, Pemprov Jabar berikan Kompensasi

21 Maret 2025 - 11:23 WIB

Pangdam Jaya: Keluarga yang Harmonis Akan mendatangkan Rezeki

21 Maret 2025 - 10:52 WIB

Pengurus PWI Kota Tangerang Periode 2025-2028 Dilantik

21 Maret 2025 - 10:37 WIB

Wabup Tangerang Intan Nurul, Tinjau GPM di Kecamatan Balaraja

21 Maret 2025 - 10:32 WIB

Trending di Daerah