JAKARTA | Harian Merdeka
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong Pemerintah Spanyol agar membuka akses pasar produk hortikultura asal Indonesa secara luas.
“Kami mengusulkan agar secara paralel kita dapat segera membentuk tim kerja bersama untuk merumuskan langkah kongkrit peningkatan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura Indonesia agar bisa mendominasi pasar global,” kata Mentan SYL dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/10/2023).
Mentan dalam pertemuan bilateral bersama Menteri Pertanian dan Perikanan Spanyol, Luis Planas Puchades, meminta kerja sama akses pasar produk pertanian tersebut secara konkret dalam bentuk joint taskforce. Menurutnya, ada banyak aspek yang bisa dikerjasamakan antata Indonesia dan Spanyol.
“Termasuk dukungan Luis Planas dalam menghadapi ancaman krisis global yang diakibatkan oleh perubahan iklim, tekanan geopolitik global serta pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ujar.
Di sisi lain, SYL berharap pemerintah Spanyol dapat membuka akses pasar komoditas pertanian unggulan Indonesia ke pasar Uni Eropa. SYL menjamin, semua produk unggulannya telah memenuhi berbagai persyaratan standar kualitas dan prinsip-prinsip keberlanjutan yang ditetapkan oleh Komisi Eropa.
“Khususnya minyak sawit, kakao, rempah, dan buah tropis. Saya berharap dukungan Bapak Menteri untuk membantu kami meyakinkan berbagai stakeholders sangat kami harapkan,” tuturnya.
Menteri Pertanian dan Perikanan Spanyol, Luis Planas Puchades menyambut baik upaya kolaborasi pemerintah Indonesia dan negaranya. Bagi Luis, pertanian adalah sektor penting yang dapat menopang keseimbangan ekonomi global.
Saat ini, Spanyol merupakan eksportir pertanian ke 4 terbesar di Eropa dan nomor 7 di dunia. Salah satu keunggulannya adalah penggunaan teknologi yang banyak diadopsi dunia seperti desalinasi air laut dan sumur air dalam yang mendorong perkembangan pertanian di daerah gurun Almeria.
“Teknologi kami sudah diadopsi di berbagai negara seperti di Timur Tengah, dimana saat ini banyak daerah-daerah padang pasir atau gurun berubah menjadi hamparan pertanian,” jelasnya.
Adapun selain mendorong akses pasar produk pertanian, pertemuan kedua menteri tersebut sepakat untuk menguatkan kerjasama teknis seperti penerapan teknologi green house dan smart farming pengendalian hama terpadu (IPM), penggunaan teknologi desalinasi dan teknologi pompa dalam (deep water well).
Keduanya bahkan sepakat untuk mempererat kolaborasi pada pertukaran kunjungan tenaga ahli, peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan membangun pilot project untuk transfer teknologi. (ybp)