JAKARTA | Harian Merdeka
Pasangan calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) menyampaikan visi dan misi dalam debat perdana Pilgub Jakarta yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10).
Dalam debat tersebut, Ridwan Kamil menyampaikan sejumlah program, mulai dari sekolah gratis, tranportasi publik yang lebih terintegrasi hingga dana RW sebesar Rp 1 miliar dalam 5 tahun.
“Tentang gen Z kami sebagai orang tua akan membersamai anda dalam kesulitan-kesulitan dan harapannya tentang pekerjaan dan ekspresi budaya,” ujar Ridwan Kamil.
Selain itu, paslon Cagub dan Cawagub ini dalam bahan paparannya menyampaikan akan memberikan dana RW sebesar Rp 1 miliar dalam 5 tahun. Kemudian pihaknya juga akan menyediakan transportasi publik yang lebih terintegrasi dan terjangkau bagi warga Jakarta.
“Kita akan berdebat soal transportasi publik yang harus menyeluruh dan menjangkau sehingga rasa aman, nyaman sebelum pulang ke rumah itulah yang akan kami harapkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga berjanji akan meningkatkan perlindungan dan pelestarian budaya Jakarta. Lantaran, kata Ridwan, Jakarta merupakan simpul dari berbagai budaya.
Sementara itu, pasangan calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengungkit aturan mengenai anggaran RT, RW dan kelurahan.
Ia menjelaskan, anggaran RT, RW dan kelurahan tidak boleh lebih dari 5% dari anggaran desa.
“Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 sudah mengatur, untuk keperluan RT, RW, Kelurahan itu angkanya tidak boleh lebih dari 5%,” ujarnya Pramono saat sesi kedua debat Pilkada Jakarta di JIExpo, Jakarta, Minggu (6/10).
Terkait dana RW, Pramono juga berencana menggandakan anggaran RT dan RW. Anggaran operasional RT yang saat ini Rp 2 juta/bulan dan RW sebesar Rp 2,5 juta/bulan, masih terlalu rendah.
Padahal, kata Pramono, jika dilipatgandakan biaya operasional RT/RW hanya Rp 68 miliar per bulan. Angka ini tidak terlalu membebani pendapatan Jakarta yang hampir Rp 86 triliun.
“Kami, kalau diberikan kesempatan, yang namanya biaya operasional untuk RT bisa didobelkan menjadi Rp 4 juta, RW menjadi Rp 5 juta dan itu jumlahnya tidak terlalu banyak. RT kita itu sekitar 30.894, RW-nya 2.700 sekian,” ujar Pram.
Selain dana RW, Pramono bersama Rano Karno akan membangun Balai Rakyat untuk meningkatkan sumber daya manusia di setiap Kelurahan.
“Apa yang kami lakukan untuk kelurahan? Kami akan membangun yang disebut balai rakyat. Di sana lah sumber daya manusia ditingkatkan, di sana lah kita berinteraksi, di sana lah kebudayaan dibangun, di sana lah kegotongroyongan juga diciptakan,” ujarnya.
“Dan yang paling penting apa yang menjadi pertanyaan di bawah bagaimana untuk urusan yang mendasar kalau mereka mau mengawinkan anaknya, meu mengkhitankan anaknya. Ada tempat, di mana? Balai rakyat,” sambungnya.
Menurutnya program balai rakyat bisa kembalil menghidupkan sumber daya manusia dari tingkat bawah. Dia yakin program itu akan membawa manfaat besar. (jr)