JAKARTA | Harian Merdeka
Ketua Umum PSSI Erick Thohir ‘cuci gudang’. Sebanyak 44 karyawannya dipecat atau PHK.
Dalam sesi jumpa pers Liga 2 2024/2025 di Jakarta, Selasa (3/9). Erick mengatakan, pembenahan dilakukan secara bertahap, dari Timnas Indonesia, Liga, dan kini PSSI.
“Alhamdulillah ketika di tahun pertama kami fokus mengenai bersih-bersih tim nasional, kami ubah pola pikirnya, kami perbaiki, hasilnya baik,” ujar Erick mengisahkan.
Tahun berikutnya, juga bersih-bersih Liga. “Liga 1 kita udah bersih-bersih. Tidak ada lagi match fixing. Kalau ada ya kita gigit. Sudah pasti. Sampai tadi saya sampaikan Liga 2.” sambungnya.
Karyawan PSSI, lanjut Erick, juga perlu dibenahi. Pihak-pihak yang dianggap kurang kompeten, apalagi sampai mencari keuntungan pribadi, dengan terpaksa di-PHK.
“Sama PSSI ini jantungnya. Jantungnya sepak bola Indonesia. Setuju? Nah, karena itu saya berusaha memperbaiki bersama Pak Sekjen, bersama semua Exco yang mendukung. Ini bukan sebuah bentuk arogansi, tetapi kita sudah membawa yang namanya perusahaan HR [human resource] yang terkenal namanya untuk melakukan assessment.” ujarnya.
Perusahaan ini bergerak dengan melakukan seleksi lewat wawancara. Seluruh karyawan PSSI diwawancara agar bisa diketahui kualifikasinya. Perusahaan ini bergerak bersama Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Erick Thohir juga membocorkan adanya kasus penyelewengan yang dilakukan karyawan PSSI. Menurutnya ini tak bisa dibenarkan, apalagi dibiarkan. Erick bertindak tegas soal ini.
“Ada, mohon maaf, kegiatan-kegiatan itu ada cashback. Saya dalam melakukan audit menemukan hal-hal itu. Nah jadi saya mohon beri kesempatan saya melakukan perbaikan.”
“Tim nasional sudah, liga sudah, sekarang jantungnya PSSI. Dan saya yakini ini ke arah lebih baik karena seluruh masyarakat sepak bola, seluruh stakeholder sepak bola ingin,” katanya.
Sebelumnya, linimasa media sosial X diramaikan dengan kabar pemecatan karyawan PSSI. Sejumlah akun membagikan kabar terkait hal tersebut yang mendapat berbagai respons dari warganet.
Dalam unggahan-unggahan yang ada, disebutkan karyawan PSSI yang dipecat berasal dari divisi media dan teknik.
Direktur Media, Komunikasi, dan Konten PSSI Eko Rahmawanto mengungkapkan mayoritas karyawan PSSI yang menjadi korban pemecatan berasal dari divisi media dan teknik, serta beberapa divisi lainnya. Total ada 44 karyawan yang menjadi korban, dengan divisi media dan teknik yang paling terdampak.
Erick sempat menyinggung adanya penyalahgunaan aset PSSI oleh karyawan lama PSSI. Ia mengaku menemukan hal itu saat melakukan audit dan berharap hal serupa tidak terulang lagi di masa depan. “Saya tidak mau dengan intrik-intrik sebelumnya di mana ada aset PSSI dikelola pribadi, itu tidak boleh. Ada mohon maaf, kegiatan itu ada cashback.”.(jr)