JAKARTARAYA | Harianmerdeka
Sudah empat bulan, tepatnya 30 April lalu, lokasi longsor di ruas Jalan Cilebut, Kelurahan Sukaresi, Tanah Sereal, Kota bogor belum mendapat penanganan.
Warga Sukaresi mengungkapkan, selama kejadian itu, belum ada penanganan longsor dari UPTD Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Dinas SDA Jawa Barat maupun Pemkot Bogor. Akibatnya para pengguna jalan mesti bersabar ketika melintasi jalur tersebut. Karena sebagian badan jalan tergerus longsor.
Kendaraan dari arah Kota Bogor maupun sebaliknya mesti bergantian saat ingin melintas di area tersebut. Imbasnya, jalur ini pun menjadi langganan macet setiap pagi dan sore hari.
Kondisi ini pun mendorong warga setempat untuk secara swadaya mengatur jalan. Mereka turun secara bergantian untuk menjalankan sistem buka tutup agar arus lalu lintas bisa berjalan dengan lancar.
Salah seorang warga, Sarbini mengatakan aktivitas ini biasa dilakukannya setiap pagi dan sore hari. Ketika masyarakat dan pelajar berangkat dan pulang. “Kalau tidak kami atur bisa macet parah. Karena mesti bergantian lewatnya karena lebar jalannya sangat sempit dan tidak muat dua mobil,” tuturnya, dikutip, Senin (19/8).
Ia menyebutkan, ada 15 warga yang bertugas mengatur jalan secara bergantian. Peran mereka juga dirasa penting untuk menghindari adanya kecelakaan lalu lintas akibat longsor tersebut.
Tidak adanya penerangan yang menandai titik longsor tersebut membuat kendaraan yang melintas rawan untuk bablas dan terjun ke dasar tebingan.
Curamnya tebingan tersebut juga diakui Sarbini membuat warga was-was akan adanya longsor susulan. “Kami berharap supaya segera ditangani longsornya, supaya jalan ini kembali bisa dilewati dengan normal, aman, dan nyaman oleh masyarakat,” harap Sarbini. (jr)